Terminal Hijau sampai Bukit Teletubies, Jadi Destinasi Wisata Arsitektur Banyuwangi

Banyuwangi - Ide wisata arsitektur mulai tumbuh di Kabupaten Banyuwangi. Beberapa instansi, peminat arsitektur, sampai universitas mendatangi kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu, untuk lihat aplikasi ide arsitektur pada beberapa bangunan serta lansekap.

"Ikhtiar kita bersama dengan bangun Banyuwangi bersama dengan arsitek nyatanya membawa hasil di lain sisi. Tidak hanya memaksimalkan manfaat bangunan ataupun lansekap untuk kebutuhan service publik, nyatanya ikut dapat menarik minat orang untuk hadir," tutur Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, waktu didapati, Jumat (7/12).

Baca juga: curug saderi ciasmara bogor jawa barat dan rute curug saderi

Anas menjelaskan, kelompok mahasiswa jurusan arsitektur sudah ke Banyuwangi, diantaranya Kampus Diponegoro (Undip) Semarang, ITS, UI, ITB, Kampus Brawijaya (Unibraw), sampai Kampus Atmajaya. Rombongan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dari beberapa propinsi juga sudah mendatangi Banyuwangi. Beberapa pemerintah kabupaten serta kota dari beberapa propinsi ikut hadir untuk studi aplikasi pembangunan yang mengambil arsitektur ciri khas lokal.

"Saya dapat juga informasi ada instansi praktisi arsitektur di Jakarta yang buka tour arsitektur awal 2019 di Banyuwangi. Mereka membawa beberapa peminat arsitektur dari beberapa daerah," tutur Anas.

Baca juga: curug saderi bogor jawa barat dan curug saderi alamat

Dalam beberapa tahun paling akhir, beberapa arsitek yang karyanya telah lintas negara memang dilibatkan bangun Banyuwangi, mulai Andra Matin, Budi Pradono, Adi Purnomo, sampai Yori Antar. Mereka meningkatkan ruangan terbuka hijau, terminal bandara, sarana pendidikan, stadion, pasar tradisionil, pendopo, sampai lansekap tujuan wisata.

"Kami berterima kasih kepada beberapa arsitek, sebab mereka miliki dedikasi tulus meningkatkan daerah melalui arsitektur," katanya.

Baca juga: curug saderi bogor

Banyuwangi ikut mengharuskan bangunan baru bertaraf besar untuk masukkan unsur budaya lokal dalam arsitekturnya, seperti hotel sampai gedung perkantoran.

"Ini usaha menitipkan kebudayaan kami supaya lestari. Jadi di Banyuwangi kita dapat lihat hotel berbintang masukkan batik bermotif Gajah Oling dalam arsitekturnya, dan lain-lain," tutur Anas.

Komentar